Double Stack Icecream Mint

Filsafat

Filsafat

Jumat, 26 September 2014

Filsafat Psikologi KBK 9B

Kebebasan
1. Definisi
-Dalam arti umum (arti negatif)
Kebebasan berarti tidak ada hambatan, tidak ada halangan, tidak ada aturan.
-Dalam arti khusus (kebebasan eksistensial)
Kebebasan berarti penyempurnaan diri, kesanggupan dan memutuskan.

Dalam menentukan perbuatan, jiwa berhubungan dengan kehendak bebas karena ia membuat manusia menjadi makhluk bebas.


2. Aliran
- Determimisme
Yaitu aliran yang menolak kebebasan sebagau kenyataan hidup bagi manusia.
Karena ada faktor determinisme yang mempengaruhi, diantaranya:
a. Determinisme fisik-biologis
contoh: Manusia bebas untuk memilih kemana saja ia pergi dan dimana saja ia berdiam diri, tetapi ada masanya, fisik mengharuskan dia untuk pergi ke suatu tempat, kamar kecil (toilet) misalnya.
b. Determinisme sosial
contoh: Manusia bebas untuk memilih berbicara dengan siapapun. Tetapi adakalanya manusia harus berkomunikasi kepada orang yang tidak ia suka. Orang asing untuk ditanyai letak jalan misalnya.
c. Determinisme psikologis
contoh: Manusia bebas untuk memiliki sikap, tetapi ada porsi dari jiwa manusia yang membatasinya. Harus menghadapi ketakukan akan suntikan, untuk menyembuhkan suatu penyakit kritis misalya.
d. Determinisme teologis
contoh: Manusia diberi kewenangan untuk menentukan sikapnya, tetapi ajaran agama membatasi perilaku manusia. seperti tidak boleh berbohong, tidak boleh mencontek, dll.

Kelemahan aliran ini adalah
a. Menyangkal sifat manusia yang multidimensional dan paradoksal.
Multidimensional: manusia memiliki aspek yang tidak dapat dinilai dengan satu dimensi.
Paradoksal: menyukai hal dan membenci hal yang berkaitan secara bersamaan. Contoh: Ingin ke Surga, tetapi takut terhadap kematian.
b. Menyangkal bahwa manusia selalu melakukan evaluasi dan penilaian terhadap tindakannya.
c. Menafsirkan adanya tanggung jawab.

3. Jenis Kebebasan
a. Kebebasan Horizontal
Mencakup kebebasan dalam kesenangan dan kesukaan, spontanitas, dan pertimbangan intelektual.
b. Kebebasan eksistensial
Pada hal ini kebebasan berupa hal-hal yang menyangkut fisik, psikis dan normatif.

Sejarah awal terbentuknya kebebasan:
a. Abad pertengahan
Di abad ini kebebasan masih berupa perspektif teosentrik.
b. Zaman modern
Perspektif teosentrik berubah menjadi perspektif antroposentrik.
c. Abad kontemporer (pascamodern)
Abad kontemporer memandang kebebasan dari sudut pandang sosial.
dipengaruhi oleh pemikiran timur yang cenderung melihat kebebasan dari kendala, keinginan, egoistik, dan kecemasan untuk mencapai kesatuan dan pengendalian diri.

REFLEKSI
Pada hakikatnya manusia diciptakan memiliki kehendak. Karena kehendak, ia bebas menentukan tindakannya, apa yang akan ia pilih dan bagaimana menjalani hidupnya. 
Namun dalam kebebasannya, manusia mencoba membatasi diri, guna dapat hidup damai dalam bermasyarakat. Ia membuat peraturan-peraturan dan konsekuensi yang ditanggung jika melanggar. Apalah artinya bebas? Jika manusia hidup dengan tidak damai, dan berakhir dengan kematian? 
Seperti burung yang membangun sangkar di tengah langit yang luas, begitu pula gambaran manusia. Ia diciptakan dengan kebebasan yang luas, tetapi memilih untuk membatasi kebebasannya sendiri guna melindungi dirinya .
"MANUSIA MENGISOLASI DIRI DARI KEBEBASANNYA" 




Sumber:
Semua yang saya posting (materi di atas) adalah hasil dari pembelajaran (materi power point) yang merupakan pengajaran Bapak Bonar Hutapea, M.Si. Psi beserta dosen tetap Universitas Tarumanagara lainnya.

Filsafat Psikologi KBK 9A

Manusia dan Afektivitasnya

1. Definisi
Afektifitas diartikan sebagai perasaa, namun pada dasarnya, afektifitas bukan hanya sebatas merasa tetapi terkait juga dengan hal spiritual.
Afektifitaslah yang membuat manusia berbeda dengan tumbuhan, afektifitaslah yang membuat manusia bereksistennsi, efektifitaslah yang membuat manusia dihargai oleh orang lain, dan afektifitaslah yang mendorong orang untuk mencintai, mengabdi, dan menjadi kreatif.
Sebuah perasaan dikatakan sebagai afektifitas jika perasaan tersebut disertai dengan tindakan, perasaan tersebut akan mendorong, memotivasi, menghimbau subjek ntuk dapat bertindak.

2. Kutub Afektifitas
-Objek karena menyukainya
Orang yang menyukai lawan jenis, akan memiliki afeksi berupa perasaan cinta.
-Objek yang dianggap buruk
Orang yang menganggap suatu hal adalah buruk, akan menghasilkan afeksi berupa benci.


3. Buah Afektifitas
Cinta: Buah afektifitas positif.
Benci: Buah afektifitas negatif.


4. Faktor Pendorong Afektifitas
-Adanya ikatan kesamaan.
-Adanya kesenangan terhadap suatu objek.


5. Cinta akan Diri Sendiri, Sesama dan Tuhan
Orang yang cinta akan diri sendiri dianggap memiliki sikap egoisme yang tinggi, ia menolak memberi perhatian kepada orang lain dan hanya mementingkan keuntungan dirinya saja. Tanpa kita sadari, sebenarnya kita masih sering mendapati orang yang mencintai orang lain dengan sungguh-sungguh tanpa mengurangi rasa cintanya terhadap diri sendiri.
Dan apakah jika kita mencintai Tuhan, kita harus membenci diri kita sendiri? secara utuh tidak, dalam suatu ajaran agama mengatakan bahwa "tubuhmu adalah bait kudus Tuhan", ia harus dijaga, dicintai, dan diperlakukan dengan baik sama seperti kita menjaga baitNya.




Sumber:
Semua yang saya posting (materi di atas) adalah hasil dari pembelajaran (materi power point) yang merupakan pengajaran Bapak  Dr. Raja Oloan Tumanggor beserta dosen tetap Universitas Tarumanagara lainnya.

Kamis, 25 September 2014

Filsafat Psikologi KBK 8

Filsafat Manusia
1. Definisi
Filsafat yang mengupas arti manusia atau menyoroti hakikat atau esensi manusia.

Dahulu namanya psikologi filosofis dan psikologi rasional.


2. Paham yang dianut
Pada masa ini ada dua aliran atau paham ekstrem, yaitu:
A. Monisme
B. Dualisme

A. Monisme
Paham ini memandang bahwa tubuh dan jiwa adalah satu kesatuan
dengan paham cabangnya adalah:
a. Materialisme: menempatkan materi sebagai dasar dan segala yang ada.
b. Teori identitas: berpendapat bahwa yang paling utama adalah materi, tetapi keberadaan mentalpun dihargai.
c. Idealisme: berpendapat bahwa ada hal yang tidak dapat diterangkan oleh materi, seperti pengalaman, nilai dan makna.

B. Dualisme
Dualisme memiliki empat cabang:
a. Interaksionisme: fokus pada hubungan timbal balik antara badan dan jiwa.
b. Okkasionalisme: memasukan ilahi dalam pembicaraan hubungan antara badan dan jiwa.
c. Paralelisme
d. Epifenomenalisme: melihata hubungan jiwa, badan dan fungsi syaraf.

3. Badan dan Jiwa
A. Badan
Adalah elemen mendasar dalam membentuk pribadi manusia. Harus dimengerti melebihi dimensi fisik, menyangkut keakuan.

B. Jiwa
Yaitu suatu kompleksitas kegiatan manusia.


Percakapan antara badan dan jiwa
Badan: "Jiwa, kamu tahu seberapa pentingnya aku bagimu?"
Jiwa: "Oh ya? kamu merasa kamulah yang memiliki peran penting dalam hidupku? seharusnya kamu yang berterimakasih kepadaku, karena tanpa aku, kamu hanyalah benda-benda tanpa arti, kamu ada, tetapi kamu tidak dapat merawat dirimu sendiri. aku yang membuat engkau di hargai oleh orang lain, aku yang mengatur otak, sebagian dari engkau" 
Badan: "Tidak.. tidak.. kamu salah. aku diciptakan untuk menjadi tempat untuk kamu tinggali. kamu berhutang padaku untuk itu. Dimana lagi kamu dapat tinggal selain melekat denganku?" 
Jiwa: "Meskipun kamu tidak memberikan tempat untukku, sebagian dariku masih tetap ada. Ia kekal, tidak seperti kamu yang terikat oleh ruang dan waktu. Yang akan musnah dengan sendirinya"
Badan: "Tunggu sebentar. Lihatlah! apa yang terjadi setelah aku hilang dan enggan menjadi fasilitatormu. bukankah menyedihkan harus melepas roh dari dirimu hai jiwa?"
Jiwa: "Dan lihat pula, ketika aku melepaskan diri darimu. semua hanya tinggal menghitung waktu. kau akan hilang sama seperti aku, bukan lagi jiwa, hanya roh." 
Ketika semuanya berpisah, manusia bukan lagi menjadi manusia. Badan tanpa jiwa sama seperti donat, ada bagian yang tak terisi, yang menyebabkan ketidakseimbangan. Jiwa tanpa badan ibarat uap, ia tidak berwujud dan tidak punya media untuk menyatakan bahwa dia ada .
Badan dan jiwa adalah dua konsep berbeda yang merupakan satu kesatuan. Seperti mobil dan bensin, tubuh dan jiwa berbeda tetapi saling berikatan, saling membutuhkan. Dan kita sebagai manusia yang memiliki keduanya, patut bersyukur.





Sumber:
Semua yang saya posting (materi di atas) adalah hasil dari pembelajaran (materi power point) yang merupakan pengajaran Bapak  Dr. Raja Oloan Tumanggor, Bapak Bonar Hutapea, M.Si. Psi beserta dosen tetap Universitas Tarumanagara lainnya.

Filsafat Psikologi KBK 7

Etika dan Moral
ETIKA
1. Definisi
Etika diambil dari kata "Ethos" yang artinya kebiasaan.

Etika juga dapat diartikan sebagai sistem nilai yang berbentuk petuah-petuah, nasehat, wejangan, peraturan, perintah yang diturunkan secara turun-temurun tentang bagaimana manusia harus hidup secara baik.


2. Klasifikasi Etika
-berdasarkan kajian ilmu
A. Etika deskriptif
Yaitu sistem nilai yang nyata dan berusaha meneropong perilaku orang lain untuk bertindak etis.

B. Etika normatif
Yaitu sistem nilai yang mempelajari secara kritis dan metodis norma-norma yang ada, untuk dapat norma dasar yang dapat dipertanggungjawabkan. sesuai dengan kaidah dan ketentuan yang berlaku.

C. Etika Fenomenologi
Yaitu sistem nilai yang mempelajari secara kritis dan metodis gejala-gejala moral seperti suara hati kesadaran moral, kebebasan, tanggung jawab, dan norma-norma.

-berdasarkan strukturnya
a. Etika umum
Yaitu etika yang berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar, teori-teori, etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolok ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan

b. Etika khusus
Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
Terbagi menjadi beberapa bagian:
~Etika Individual
Yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
~Etika sosial
Yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.
Terdiri atas beberapa cabang:
•— Estetika profesi
Yaitu etika sosial yang menyangkut hubungan antar manusia dalam sau lingkup profesi dan masyarakat pengguna profesi.
cirinya:
"Adanya pengetahuan khusus,
"Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi.
"Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi.
"Menjadi anggota dari suatu profesi.
dan prinsipnya yaitu:
"Tanggung jawab
"Keadilan
"Otonomi



MORAL
1. Definisi
Moral adalah norma yang biasanya dirumuskan dalam bentuk perintah atau larangan untuk menata sikap manusia.

2. Jenis Moral
a. Moral filisifis
Yaitu nilai berdasarkan pada penalaran akal budi dan pengamatan. contoh: moral pancasila.
b. Moral teologis
Yaitu nilai yang didasarkan pada wahyu atau kitab suci yang ditafsirkan oleh instansi agama





Sumber:
Semua yang saya posting (materi di atas) adalah hasil dari pembelajaran (materi power point) yang merupakan pengajaran Bapak Carolus Suharyanto, Lic.Theol beserta dosen tetap Universitas Tarumanagara lainnya.

Senin, 22 September 2014

Filsafat Psikologi KBK 6B

Kesesatan Pemikiran (Fallacia)
1. Definisi
Yaitu kesalahan berpkir dalam logika, bukan merupakan kesalahan fakta, tetapi dalam proses menyimpulan karena penalaran yang tidak sehat.


2. Jenis Kesesatan atau Kesalahan
A. Kesalahan Fakta
Contoh: Kupu-kupu tidak memiliki kaki.

B. Kesalahan Penalaran
Kesalahan penalaran terbagi menjadi
a. Kesesatan formal
Yaitu kesalahan karena melanggar rumus-rumus logika, kedua premis tidak boleh universal, melainkan harus salah satunya partikular.
contoh: 
P1: Mamalia bernafas dengan paru-paru
P2: Ikan bernafas dengan insang
sehingga tidak dapat ditarik kesimpulan
b. Kesesatan informal
Kesesatan informal berkenaan dengan:
-Penempatan kata depan. Kebanyakan dari kita sering tidak mengefisienkan kalimat dengan menambahkan kata depan.
Contoh: Bagi hadirin yang telah datang, memasuki ruangan yang telah disediakan.
seharusnya: hadirin yang telah datang dipersilahkan memasuki ruangan yang telah disediakan.
-Mengacaukan posisi subjek atau predikat dengan melesapkan subjek yang sama.
Contoh: Setelah di perbaiki, kini andi sudah dapat memainkan playstationnya.
seharusnya: Setelah playstationnya di perbaiki, kini Andi dapat memainkannya.
-Ungkapan yang Keliru
Contoh: Gelandangan itu gagal digiring satpam.
Karena kesan yang timbul siapakah yang gagal? apakah gelandngan yang gagal? atau satpam yang telah gagal? 
-Amfiboli (Struktur kalimat bercabang)
Contoh: Dika tetangga sebelah yang rumahnya berhasil dirampok.
Salah, karena pembaca tidak dapat membedakan rumah siapa yang berhasil dirampok? apakah Dika? atau tetangga sebelah?
-Kesesatan aksen
Contoh: Sebagai pribadi yang baik kita tidak boleh mengganggu anak tetangga.
Salah, karena anak tetangga bukan dalam artian anak dari tetangga-tetangga kita,
-Kesesatan bentuk pembicaraan
Contoh: Jika berbakti: melakukan bakti; berenang: melakukan kegiatan renang. maka bersuami?
-Kesesatan aksiden
Contoh: Bulat adalah bentuk. Cincinnya bulat. jadi cincin adalah bentuk.
-Kesesatan karena alasan yang salah
Contoh: Dia sedang sibuk, karena tadi saya lihat dia sedang membawa banyak buku.
(Padahal pada kenyataannya orang tersebut tidak membawa banyak buku)

c. Kesesatan Presumsi
-Generalisasi yang tergesa-gesa
Yaitu mendiskriminasi orang dengan pengalaman umum.
Contoh: Dia orang tidak berpendidikan karena merupakan gelandangan
-Non sequitor (Belum tentu)
Contoh: Karini terkena diare hebat karena meminum susu yang diberikan orang asing.
-Analogi palsu
Contoh: Hati wanita seperti kertas, terlalu rapuh untuk disakiti.
-Penalaran melingkar yang membuat pernyataan tidak ada habisnya.
Contoh: Ia meminta karena ibunya memberi, ibu memberi karena anaknya meminta.
-Pikiran menyederhanakan atau simplitistik
Contoh: Karena ia miskin, ia pasti tidak berpendidikan

d. Kesesatan retoris
Beberapa yang termasuk adalah:
-Eufisme/disfemisme (Menganggap benar sesuatu yang salah)
Contoh: Ada berbohong untu kebaikan
-Penjelasan retorik (Penjelasan detail)
Cotoh: dia terkena diabetes selain karena keturunan, ia pun serin mengonsumsi makanan manis berlebihan.
-Stereotipe (Menyimpulkan dari individu ke general)
Contoh: Orang Manado senang berfoya-foya.
-Innuedo (Menyindir halus)
Contoh: Tulisanmu indah membuat mata pupil mata saya membesar dan mengecil.
-Loading question (Pertanyaan mengandung makna)
Contoh: Kapan anda lulus kuliah? rasanya lama sekali anda belajar
-Weaseler (Menyertakan perhitungan tetapi kenyataannya salah)
Contoh: Lima dari enam dokter gigi menyarankan bahwa vitamin C tidak merusak gigi
-Downplay (merendahkan)
Contoh: Jangan terlalu mempercayai dia, yang dahulu hanya seorang pedagang asongan.
-Lelucon atau Sindiran
Contoh: Ani selalu datang paling akhir, dan pulang paling awal
-Hiperbola (melebih-lebihkan)
Contoh: Pohon-pohon bertepuk tangan melihat kesengsaraan dia.
-Pengandaian
Contoh: Andai aku menjadi dirinya, aku akan kabur dar rumah karena orangtuanya tidak memberi kebebasan
-Dilema semu
Contoh: Ketika ditawaran dua jenis makanan yang tidak disukai.


3. Menghindari persoalan
  • Argumentum ad hominem: Mengalihkan pengalaman sendiri untuk mendiskriminasi orang. Contoh: Jangan membeli barang dagangannya, Ia anak jalanan.
  • Argomentum ad populum. Melihat kejelekan oranglain sesuai paradigma sendiri. Contoh: Indonesia adalah negara yang sukar berkembang jika pemerintahan yang ada seperti itu.
  • Argumentum misericordiam: Meminta untuk mendapatkan sesuatu. Contoh: Calon presiden yang gagal lolos di babak final, mengajukan banding ke MK.
  • Argumentum ad baculum: mengancam ketika berbeda pendapat. Contoh: Didi mengancam untuk memukul siswa apabila siswa tersebut tidak memberikan uang jajannya.
  • Argumentum ad auctoritatem: Memakai otoritas oranglain untuk menakut-nakuti. Contoh: Elika mengatakan bahwa Dosen akan segera masuk kelas, agar siswa tidak ribut. padahal pada kenyataannya dosen tersebut belum segera datang.
  • Argumentum ad ignorantiam: Mengendalikan paradigma. Contoh: Gina tidak mempercayai Tuhan karena belum adanya bukti.
  • Argumen untuk keuntungan seseorang. Contoh: Anaknya mau belajar dengan giat apabila diiming-imingi hadiah.
  • Non Causa Pro Causa. Yaitu paradigma buruk. Contoh: Uangnya hilang mungkin karena ia lupa mengelilingi uang yang ia temui kemarin





Sumber:
Semua yang saya posting (materi di atas) adalah hasil dari pembelajaran (materi power point) yang merupakan pengajaran Bapak Dr. Raja Oloan Tumanggor beserta dosen tetap Universitas Tarumanagara lainnya.

Filsafat Psikologi KBK 6A

Silogisme
1. Definisi
Adalah suatu simpulan yang diambil dari dua putusan (premis-premis) sehingga menyimpulan suatu putusan yang baru.


2. Jenis silogisme
Silogisme terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Silogisme kategoris
b. Silogisme hipotesis

Silogisme kategoris adalah cara menyimpulkan dari dua buah premis yang simpulannya tanpa syarat.
Silogisme kategoris terbagi menjadi silogisme kategoris tunggal, dan silogisme kategori majemuk.
Silogisme kategoris tunggal dengan bentuk-bentunya yatu:
1. Premis minor berupa penegasan, premis mayor bersifat umum
P1: Semua wanita dewasa yang normal mengalami menstruasi
P2: Jeni adalah wanita dewasa yang normal
K: Jeni mengalami menstruasi

2. Salah satu premis negatif, premis mayor bersifat umum
P1: Semua tumbuhan dikotil memiliki akar tunggang
P2: Padi bukan tumbuhan dikotil
K: Jadi, Padi tidak memliki akar tunggang

3. Premis minor berupa penegasan, simpulan berupa partikular
P1: Semua pengendara kendaraan roda 4 memakai sabuk
P2: Ada pengendara yang bukan mengendarai kendaraan roda 4
K: Jadi, sebagian pengendara memakai sabuk

4. Premis minor penegasan, simpulan berupa partikular
P1: Junkfood adalah makanan berbahaya
P2: Semua makanan berbahaya mengandung toksin
K: Jadi, sebagian yang mengandung toksin adalah junkfood

Silogisme kategoris majemuk
terbagi menjadi 4, yaitu:
-Epicherema: Silogisme yang salah satu atau keduanya disertai alasan.
contoh:
P1: Semua anak penyandang intellectual disability bersikap pasif karena jarang bersosialisasi
P2: Ricardo selalu bersikap menyendiri, karena merasa terganggu apabila mengobrol
K: Jadi, Ricardo adalah anak penyandang intellectual disability

-Entymema: Silogisme yang penalarannya tidak dikemukakan secara eksplisit.
contoh:
P1: Yang buta tidak akan melihat
P2: Kiki adalah orang buta
K: Jadi, Kiki tidak akan melihat

-Polisilogisme: Silogisne yang simpulannya menjadi premis untuk silogisme lainnya
contoh:
Seseorang yang berbelanja terus menerus tanpa terkendali, akan berusaha mendapatkan apa yang dia inginkan. Jadi selalu memiliki motivasi internal yang tinggi
Seorang sophaholic adalah seseorang yang berbelanja terus menerus tanpa terkendali. Rina adalah seorang sophaholic
Jadi, Rina adalah seseorang yang berbelanja terus menerus tanpa terkendali

-Sorites: Siologisme yang premisnya lebih dari dua
contoh:
Orang yang senang bermalas-malasan, akan mendapat kerugian, orang yang mendapat kerugian, akan miskin di kemudian hari. Jadi orang yang tidak mau bekerja, akan miskin di kemudian hari.





Sumber:
Semua yang saya posting (materi di atas) adalah hasil dari pembelajaran (materi power point) yang merupakan pengajaran Bapak Carolus Suharyanto, Lic.Theol beserta dosen tetap Universitas Tarumanagara lainnya.

Filsafat Psikologi KBK 5

Logika, (Critical Thinking, Penalaran Induktif dan deduktif) Klasifikasi, Definisi dan Keputusan

LOGIKA
1. Pengertian
Logika diambil dafi bahasa Yunani yaitu "logikos" yang artinya sesuatu yang diungkapkan atau diutarakan lewat bahasa.
Istilah ini pertamakali dikenalkan oleh Zeno dari Citium (334-262 SM) yang menganut aliran stoism, 
Setelah aristoteles menyebut logika dengan kata analitika.

Logika disebut filsafat yang praktis, karena berupa ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk dapat berpikir lurus, sehingga logika menyelidiki, merumuskan, serta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati.


2. Objek Logika

  • Objek material: manusia itu sendiri
  • Objek formal: kegiatan akal budi

3.Manfaat belajar logika
a. Membantu orang berpikir kritis, rasional dan metodis.
b. Meningkatkan kemampuan bernalar secara abstrak.
c. Mampu berpikir lebih tajam dan mandiri.
d. Menambah kecerdasan berpikir, sehingga bisa menghindari kesesatan dan kekeliruan dalam menarik kesimpulan.


4. Macam-macam logika
a. Logika kodrati
adalah suasana saat akal budi bekerja menurut hukum logika secara spontan.
Misalnya: ketika melihat teman menangis saat orangtuanya meninggal. subjek yang melihat tidak perlu menanyakan kenapa temannya menangis.
b. Logika ilmiah
adalah cara untuk mempertajam akal budi agar dapat lebih teliti, tepat, dan dapat menghindari kesesatan.
Contoh: menghitung terlebih dahulu uang kembalian setelah bertransaksi.
c. Logika formal
Yaitu logika yang mendahulukan kebenaran bentuk. disebut juga sebagai logika minor.
Contoh:
Paus adalah hewan mamalia
Hewan mamalia memiliki daun telinga
Jadi, paus memiliki daun telinga
(meskipun kenyataannya salah, tapi pernyataan dianggap benar karena bentuk penyimpulannya benar)
d. Logika material
Yaitu logika yang mendahulukan kebenaran isi
Contoh:
Manusia memiliki dua kaki dan dua tangan.
Andi adalah manusia.
Jadi, Andi memiliki dua kaki dan dua tangan.
(mengedepankan kebenaran isi, sehingga kesimpulan akan benar)


CRITICAL THINKING
1. Definisi
Adalah cara berpikir seseorang dimana bertindak hati-hati dalam mengamati dan memeriksa sebagai dasar untuk mengklarifikasi dan memperbaiki pemahaman.


2. Karakteristik seorang critical thinking
a. Memiliki pemikiran rasional, reasonable, reflektif
Dimana seseorang mengemukakan pendapat dengan alasan dan bukti yang kuat.
b. Melibatkan skeptism
Tidak mudah mempercayai suatu informasi. Kecuali apabila informasi dapat mudah diterima pikirannya.

c. Otonomi
Dimana orang tersebut tidak mudah dimanipulasi.
d. Adil
Orang tersebut dapat memilah suatu fakta, dapat membagi sesuatu dengan hitungan yang tepat.
e. Kreatif
Memiliki ide-ide baru yang orisinil, tidak memplagiat.











f. Dapat dipercaya dan diandalkan
Ketika orang tersebut masu kedalah suatu komunitas, orang tersebut harus memberi pengaruh terhadap anggota kelompok yang lain. Sehingga mudah dipercaya dan diandalkan.


3. Orang yang berpikir kritis akan menerapkan keterampilannya pada:
a. Analisa
Contoh: Ketika orang tersebut mendapat informasi tentang perang di Gaza, orang tersebut akan menganalisa terlebih dahulu apa penyebabnya. Tida semena-mena menyimpulkan dan menghujat pihak tertentu.
b. Aplikasi dasar
Contoh: Ketika orang tersebut bertamu, tentunya akan mempertimbangkan etika-etika yang ada.
c. Diskriminasi
Contoh; Pemikir kritis akan memikirkan dengan matang persepsi tentang seseorang, ia tidak mudah men"judge" orang lain tanpa alasan (diskriminasi).
d. Pencarian informasi
Contoh: Seorang kritikal thinking memiliki pola pikir yang haus akan informasi. sehingga kebanyakan dari mereka tentu senang mencari pengetahuan baru.
e. Pembuatan alasan logis
Contoh: Karena prosesnya, seorang critical thinking mengedepankan bukti dan alasan yang kuat sehingga di perlukan adanya pemikiran logis.
f. Prediksi
Contoh: Banyak perbedaan yang dapat di lihat antara seorang critical thinking dan yang bukan. sorang critical thingking mampu memprediksi dengan baik karena memiliki konsep probabilitas yang terasah.
g. Transformasi pengetahuan
Contoh: Saat mendapat informasi baru, para critical thinker akan mengolahnya menjadi ide yang baru dengan cara mengingat yang kreatif, seperti adanya transformasi pola mengingat "FILing Gue RAda PaRnO AU MEnyetrum" dengan hal yang diingat sebenarnya adalah "FILtras=Glomerulus; ReAbsorpsi=tubulus PROksimal; AUgmentasi=MEdula"


4. Lima model berpikir
T = Total Recall (Memanggil kembali)
H = Habits (Kebiasaan)
I = Inquiry (Pencarian Informasi)
N = New Ideas and Creativity (Ide Baru dan kreatifitas)
K = Knowing What You Think (Mengetahui apa yang kamu pikirkan)

Contoh
T = Total Recall
Saat ujian, mahasiswa mencoba mengingat kembali hal-hal yang sudah dipelajari.

H = Habits
Seseorang terbiasa belajar tengah malam. maka saat ia mencoba belajar pada pagi hari, ia tidak akan terbiasa.

I = Inquiry
Ketika orang tersebut tidak mengerti akan suatu hal, pastinya ia akan mencari informasi salah satunya dengan cara bertanya.

N = New Ideas and Creativity
Dapat dilihat dengan cara ia berpikir, ide-ide yang muncul selalu baru, orisinil dan kreatif.

K = Knowing What You Think
Dimana orang tersebut tahu apa yang ia pikirkan, bukan hanya sebatas mengemukakan pendapat tanpa disertai alasan.



KLASIFIKASI
1. Definisi
Yaitu pekerjaan budi untuk menganalisis, membagi-bagi, menyusun pengertian dan benda menurut kesamaan dan perbedaan.


2. Aturan Klasifikasi
a. Klasifikasi harus lengkap. Tidak boleh minggalkan suatu objek pengklasifikasian, kecuali ada hal yang tidak menjadikan objek tersebut serupa dengan apa yang diklasifikasikan.
b. Klasifikasi harus sungguh-sungguh memisahkan. Tidak ada keterkaitan, karena dibuatnya kelompok-kelompok.
c. Harus menurut dasar yang sama.
Jika klasifikasi dibuat dengan dasar yang sama, pasti akan menimbulkan kekeliruan.
d. Harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai



DEFINISI
1. Arti
Yaitu perumusan yang singkat, padat, jelas dan tepat untuk menerangkan "apa sebenarnya sesuatu tersebut".

2. Jenis
Jenis definisi terbagi menjadi dua. yaitu:
a. Sinonim.
Dimana kata tersebut di artikan sesuai makna atau kesamaan kata.
b. Definisi real
Dimana definisi tersebut diartikan dalam kata yang sesungguhnya, bukan ungkapan.



KEPUTUSAN
1. Definisi
Yaitu sesuatu yang dipilih dari berbagai macam pilihan


2. Jenis keputusan
a. Keputusan Singular: Yaitu keputusan dimana predikat memungkiri/mengakui dengan tegas
b. Keputusan Partikular: Yaitu keputusan dimana predikat memungkiri/mengakui secara sebagian
c. Keputusan Universal: Yaitu keputusan dimana predikat memungkiri/mengakui secara luas




Sumber:

Semua yang saya posting (materi di atas) adalah hasil dari pembelajaran (materi power point) yang merupakan pengajaran Bapak Dr. Raja Oloan Tumanggor, Bapak Carolus Suharyanto, Lic.Theol, dan bapak Mikha Agus Widianto, M.P beserta dosen tetap Universitas Tarumanagara lainnya.

Sabtu, 20 September 2014

Filsafat Psikologi KBK 4B

Konfirmasi, Inferensi dan Konstruksi Teori

KONFIRMASI
1. Definisi
Konfirmasi adalah kegiatan mencari hubungan yang normatif antara hipotesis (kesimpulan sementara) yang sudah diambil dengan fakta yang ada.
Secara etimologis, konfirmasi diambil dari bahasa Inggris yaitu confirmation yang artinya penegasan dan memperkuat.


2. Aspek konfirmasi terdiri dari 2 aspek yaitu:
☑️  Konfirmasi kualitatif
Konfirmasi ini mengedepankan kebenaran dengan menyertakan data berupa angka, jumlah atau perhitungan.
☑️  Konfirmasi kuantitatif
Yaiu konfirmasi yang berfokus pada mngumpulkan sampel yang banyak dan membuat kesimpulan yang bersifat umum.


3. Beberapa jenis konfirmasi adalah
A. Decision theory
Yaitu kepastian berdasarkan keputusan "apakah hubungan antara hipotesis dengan fakta punya manfaat aktual?"
B. Estimation theory
Menetapkan kepastian dengan memberi pelhang benar-salah melalui konsep probabilitas.
C. Reliability theory
Menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas, fakta atau evidensi yang berubah-ubah.



INFERENSI
1. Definisi
Inferensi adalah proses membuat kesimpulan atau penarikan konklusi dari satu atau lebih proposisi (keputusan), dapat memungkiri atau berupa pengakuan.


2. Hukum inferensi
-Jika kedua premis benar, maka kesimpulan harus benar
-Jika kedua premis salah, maka kesimpulan dapat kebetulan benar atau kebetulan salah
-Jika kesimpulan salah, maka premis salah
-Jika kesimpulan benar, maka premis dapat benar atau salah



KONSTRUKSI TEORI
1. Definisi
Konstruksi teori adalah pembuatan kerangka yang menjelaskan fenomena alami atau sosial tertentu.

2. Perkembangan teori
A. Model korespondensi
Yaitu kebenaran sesuatu yang dibuktikan dengan menemukan relasinya dengan yang lain.
B. Model koherensi
Yaitu sesuatu yang dipandang benar apabila sesuai dengan moral tertentu.
C. Model paradigmatis
Yaitu sesuatu yang sesuai dengan kegunaannya


3. Aliran
Beberapa aliran pada konstruksi teori adalah
-reduksionisme
Paham ini berpendapat bahwa hubungan suatu teori dengan teori lain adalah abstrak.
-instrumentalisme
Paham ini berpendapat bahwa teori satu menginstrumenkan atau membentuk teori lain.
-realisme.
Berpendapat bahwa teori selalu berhubungan dengan kenyataan,


Contoh penerapannya dalam mengidentifikasi jurnal karya Irene Gunawan, Miniawaty Halim dan Ninawati Lihardja
Judul Jurnal: “Subjective well-being wanita dewasa madya survivor kanker payudara”
 1. KONSTRUKSI TEORI
Konstruksi teori dalam jurnal tersebut adalah Subjective well-being dan survivor.Subjective well-being adalah paradigma dan penilaian diri sendiri terhadap kepuasan hidupnya sebagai suatu perkembangan yang akan berdampak kepada kesuksesan di masa tua, mencakup suatu hal yang terjadi di masa lampau dan berkaitan dengan emosi yang menyenangkan, dan sedikitnya mood negatif dalam aktifitas sehari-hari.
Secara korespondensi (kesesuaian dengan hal lain), subjective well-being adalah pemahaman seseorang  yang memiliki relasi dengan sikap kepuasan akan segala sesuatu yang terjadi dengan hidupnya.
Secara koherensi (hubungan dengan moral tertenu), subjective well-being adalah moral agama, dimana menyangkut segala sudut kerohaniannya untuk dapat mensyukuri hidupnya.
Secara paradigmatis (berhubungan dengan fungsinya), subjective well-being adalah konsep yang berfungsi sebagai tolak ukur yang memprediksikan kebahagiaan dan kepuasan hidup.
Beberapa konstruksi teori subjective well-being menurut para ahli:
-Whitbourne, 2005
Subjective well-being adalah variabel dalam psikologi mengenai perkembangan orang dewasa dan penuaan yang paling banyak berhubungan dengan dugaan dari masa tua yang berhasil (successful aging).
-Diener dan Kolega (Gallagher, 2009)
Subjective well-being sebagai suatu pengalaman berulang terhadap emosi dan mood menyenangkan, pengalaman emosi dan mood negatif yang jarang, dan tingkat self-reported life satisfication yang tinggi.
-Prilleltensky & Prilleltensky, 2006
Subjective well-being adalah pemikiran orang-orang yang cenderung mengalami hidup sebagai sesuatu yang memuaskan, menyenangkan dan bermanfaat.
Survivor adalah kemampuan sesorang (di jurnal ini ditekankan pada para pengidap kanker) untuk dapat bertahan dalam kondisi sulit (dalam jurnal ini yang di maksud adalah untuk melawan penyakit kanker walaupun masih ada kemungkinan untuk terjangkit kanker di bagian tubuh lain), dengan cara mau menerima kenyataan dan berjuang untuk mempertahankan hidupnya.
Secara korespondensi (kesesuaian dengan hal lain), survivor adalah cara seseorang bertahan hidup yang berkaitan dengan motivasi dalam diri seseorang.
Secara koherensi (hubungan dengan moral tertenu), survivor adalah kegiatan yang erat kaitannnya dengan  nilai ekonomis, untuk mengefisienkan tujuan, yang tak lain berhubungan dengan fungsi bertahan hidup.
Secara paradigmatis (berhubungan dengan fungsinya), survivor adalah cara seseorang menerima kenyataan dengan mengerahkan setiap fungsinya.
Beberapa konstruksi teori survivor menurut para ahli:
-Magill, 1996
Survive adalah cara penderita kanker untuk dapat bertahan hidup dengan diagnosis yang lebih awal dan pengobatan yang sudah meningkat pesat, meskipun mitos kuno menyamakan kanker dengan kematian yang sulit sekali dihalau.


2. KONFIRMASI
Metode yang digunakan pada jurnal ini adalah metode kualitatif dengan cara wawancara mendalam.
A. Decision theory→ Jurnal berjudul “subjective well-being wanita dewasa madya survivor kanker payudara “ memiliki hubungan normatif  yang erat kaitannya antara hipotesis yang di buat dengan kenyataan.
B. Estimation theory↓
Dimana pada hipotesisnya dikemukakan bahwa dalam penelitian ini, suvivor dapat memiliki sikap subjective well-being yang matang apabila sudah lama survive untuk kankernya dan memiliki kondisi kesehatan yang baik, dalam waktu bersamaan.
Pada faktanya, dinyatakan bahwa lamanya survivor mampu bertahan dan kondisi kesehatan terakhir secara bersama-sama dapat menentukan apakah individu tersebut sudah memiliki subjective well-being yang baik atau belum.
Sehingga jelas, Ella (sampel pertama) memiliki subjective well-being yang baik karena memiliki kondisi tubuh ya ng baik dan telah bertahan untuk dapat survive selama 16 tahun. Dibandingkan dengan Clara dan Debby yang belum memiliki subjective well-being yang baik karena kondisi kesehatan yang kurang baik dan baru survive selama 16 tahun.
C. Reliability theory↓
Semakin lama orang tersebut survive atas sikap kanker dan didukung oleh kondisi kesehatan yang baik maka semakin matang pulalah sikap subjective well-being orang tersebut, seperti yang ddapat dari sampel yang telah di wawancarai.
Hal tersebut serupa dengan fakta-fakta yang di kemukakan oleh para ahli pada ekperimen sebelumnya.


3. INFERENSI
Dipandang dari inferensi induksi, kesimpulan dapat diambil dari sampel-sampel yang ada.
Dimana satu sampel bernama Ella yang telah bertahan melawan kanker selama 23 tahun, memiliki subjective well-being yang lebih baik di bandingkan dengan keempat partisipan lainnya, hal tersebut dapat terjadi karena didorong juga dengan kondisi kesehatan terakhir yang baik. Pada dua sampel lainnya (Clara dan Debby), mereka telah bertahan melawan kanker selama 16 tahun dengan kondisi kesehatan yang kurang begitu baik dengan kondisi well-being yang buruk. Pada kasus sampel terakhir (Aline dan Bertha), mereka telah bertahan melawan kaker selama 6 tahun dan memiliki  kondisi kesehatan yang cukup baik dibanding Clara dan Debby, sehingga kondisi subjective well-beingnya pun jauh lebih baik.
Jadi kesimpulannya, faktor pendorong sikap subjektive well-being seseorang bukan hanya di dorong dari segi kesehatan terakhirnya saja, melainkan pula harus didukung dengan lamanya mereka bertahan.

Premis 1: Semua yang memiliki cukup waktu yang lama dalam bertahan mengahadapi kanker akan memiliki subjektive will-being yang baik.
Premis 2: Semua yang memiliki kondisi kesehatan terakhir yang baik memiliki subjective well-being yang baik.
Kesimpulan: Semua yang memiliki subjektive well-being yang baik pasti memiliki cukup waktu yang banyak dan kondisi terakhir kesehatan yang baik.






Sumber:

Semua yang saya posting (materi di atas) adalah hasil dari pembelajaran (materi power point) yang merupakan pengajaran Bapak Mikha Agus Widianto, M.P beserta dosen tetap Universitas Tarumanagara lainnya.

Filsafat Psikologi KBK 4A

Subyektivisme dan Objektivisme

SUBYEKTIVISME
1. Definisi
Subyektivisme adalah pengetahuan yang di pahami sebagai keyakinan yang dianut oleh individu, dari pangkal pandangan individu, yang kemudian di pahami sebagai seperangkat keyakinan khusus yang dianut para individu.
Contoh: Seorang guru memberi nilai tambahan kepada murid, karena murid tersebut di kenal rajin oleh gurunya.


2. Pendukung
Para pendukung aliran ini meupakan filsuf-filsuf kuno seperti Aristoteles, Plato, Renè Descartes, kaum solipsisme, kaim realisme epistemologis, kaum idealisme epistemologis.


3. Ciri-ciri
Aliran subyektivisme memiliki ciri-ciri:
✔️ Menggagas pengetahuan sebagai suatu mental yang khusus (contoh: kepercayaan yang istimewa).
✔️ Pengalaman subyektif sebagai titik tolak pengetahuan dan data inderawi sendiri.
✔️ Diakibatkan dari pengalaman personal yang memiliki alasan cukup.

Pendapat yang cocok dengan aliran ini adalah pandangan yang di kemukakan oleh Renè Descartes yang berkata bahwa "Cogitu Ergo Sum Cogitans" yang artinya saya berpikir maka saya ada.
Hal tersebut membuktikan bahwa pengetahuan manusia bukan sebatas penalaran saja, melainkan di dapat dari akal dan panca indera manusia.



OBJEKTIVISME
1. Definisi
Objektivisme adalah pandangan yang menekankan bahwa butir-butir pengetahuan manusia dan soal sederhana sampai yang kompleks.
Contoh: guru memberi nilai murid sesuai dengan jawaban hang benar, terlepas dari pengetahuan guru tersebut apakah sang murid mencontek atau tidak, atau bahkan pintar atau tidak.


2. Pandangan
Tiga pandangan dasar objektivisme
1. Kebenarana itu independen terlepas dari pandangan subjek.
2. Kebenaran itu datang dari bukti faktual.
3. Kebenaran hanya bisa didasari dari pengalaman inderawi.
    Dengan syarat pengalaman inderawi tersebut:
    ✔️ Objek harus sesuai dengan jenis indera. Misalnya: suara di dengar oleh telinga, warna dilihat oleh mata.
    ✔️ Organ indera harus normal dan sehat.
    ✔️ Harus adanya medium atau perantara. Misalnya: untuk dapat didengar, suara membutuhkan udara sebagai medium. Jadi kita tidak dapat berbicara di tempat hampa udara.

Dan objek yang ditangkap indera berupa
1. Objek khusus: objek yang hanya diterima oleh satu indera saja. Contoh, warna.
2. Objek umum: objej yang dapat ditangkap oleh lebih dari dua indera. Contoh: gerakan.





Sumber:
Semua yang saya posting (materi di atas) adalah hasil dari pembelajaran (materi power point) yang merupakan pengajaran dari Bapak Carolus Suharyanto, Lic.Theol.

Jumat, 19 September 2014

Filsafat Psikologi KBK 3

Epistemologi jika di ungkap lebih mendetail, mungkin akan sangat panjang. Karena itu saya mencoba untuk merangkum, sehingga apa yang di posting kali ini merupakan garis besar, yang pembahasannya lebih banyak dibanding dengan posting tentang epistemologi sebelumnya.

Pencabangan Filsafat (Epistemologi Lanjutan dan Kebenaran)


EPISTEMOLOGI
1. Definisi Kata
Epistemologi diambil dari bahasa Yunani yaitu "episteme" yang artinya pengetahuan dan "logos" yang artinya kata, pembicaraan, ilmu). Jadi secara hurufiah, epistemologi berarti teori dan ilmu pengetahuan.
Secara artian luas, epistemologi adalah ilmu yang berhubungan dengan hakikat ilmu pengetahuan, pengandaian dan dasar pengetahuan serta pertanggungjawabab atas pernyataan yang mencoba untuk mencari kebenaran.


2. Sumber Pengetahuan
Dilihat dalam pandangan umum, sumber pengetahuan kita lahir dari akal dan panca indera. Yang menghasilkan adanya persepsi.


3. Metode Mencari Pengetahuan
✔️ Metode Umum
Pada metode ini, ada beberapa cara untuk dapat menggali informasi dan mendapat pengetahuan, diantaranya:
A. Teori Induktif
Yaitu dengan cara membuat kesimpulan secara umum dari satu pengalaman individu tertentu.
Contoh: Jojo orang Papua, Ia berkulit hitam dan berambut keriting. Jadi kesimpulannya orang Papua memiliki kulit hitam dan rambut keriting.
B. Teori Deduktif
Teori deduktif merupakan kebalikan dari teori induktif. Teori deduktif mengemukakan bahwa kesimpulan suatu individu dapat deperoleh melalui pernyataan umum.
Contoh: Indonesia merupakan negara dengan masyarakat tang ramah. Nita adalah orang Indonesia. Maka kesimpulannya, nita termasuk orang yang ramah.
C. Teori Positivisme
Yaitu teori yang menyimpulkan sesuatu dari sisi positifnya saja.
D. Kontemplaos
E. Dialektis

✔️Metode Para Ahli
A. Metode Empirisme
Yaitu metode dalam filsafat yang mendasarkan serta memperoleh pengetahuan melalui pengalaman.
Tokoh pelopor metode empirisme adalah John locke, beliau mengemukakan bahwa ketika lahir manusia sama seperti kertas baru, berwarna putih, bersih, dan kemjdian diisi dengan coretan coretan melalui pengalaman hidupnya.
B. Metode Rasionalisme
Mengemukakan bahwa letak utama pengetahuan manusia adalah akal.
Tokoh pelopor metode ini adalah Rene Descartes, ia berpendapat bahwa "Saya berpikir maka saya ada."

C. Metode Fenomenalisme
Menjadi penengah antara metode empirisme dan rasionalisme. Karena metode ini mengemukakan bahwa sesuatu dalam dirinya sendiri merangsang inderawi kita dan diterima oleh akal dalam bentuk pengalaman serta disusun secara sistematis dengan jalan penalaran. Dikemukakan oleh Immanuel Kant.


4. Sifat-sifat epistemologi

  • Secara Kritis = Mempertanyakan dan menguji kebenaran.
  • Secara Normatif = Menetukan tolok ukut=r atau norma tertentu tentang kebenaran pengetahuan.
  • Secara Evaluatif = Menilai keyakinan, pendapat dapat dipertanggungjawabkan atau tidak.


5. Sumber pengetahuan
Beberapa sumber pengetahuan diantaranya
a. Pengalaman
b. Ingatan
c. Kesaksian
d. Minat dan rasa ingin tahu



KEBENARAN
1. Definisi
Adalah konsep untuk menilai kualitas suatu proposisi dan makna dalam pernyataan tersebut.
secara umum biasanya disamakan dengan kesesuaian antara apa yang dipikirkan atau dinyatakan dengan kenyataan sesungguhnya
Kebenaran diambil dari kata Yunani yaitu "Alethia" yang berarti ketaktersembunyian adanya atau ketersingkapan adanya.


2. Jenis Kebenaran
Menurut kaum positivisme logis, kebenaran dibagi menjadi dua, yaitu kebenaran faktual dan kebenaran nalar.
Kebenaran faktual adalah kebenaran yang dapat diukur dengan inderawi.
Kebenaran nalar adalah kebenaran yang berkaitan dengan logika dan matematika.

Menurut Thomas Aquinas, kebenaran dibagi menjadi:
Kebenaran ontologis: kebenaran yang terdapat dalam kenyataan, entah spiritual aau material.
Kebenaran logis: kebenaran yang terdapat dalam akal budi manusia.


3. Teori Kebenaran
a. Teori Korespondensi= Yaitu teori yang berkenaan dengan teori lainnya).
b. Teori Koherensi= Yaitu teori yang memiliki kesesuaian pendapat beberapa objek dengan fakta).
c. Teori Pragmatis= Yaitu teori yang berkaitan dengan kegunaan.
d. Teori Konsensus= Yaitu kebenaran yang terjadi akibat kesepakatan bersama.
e. Teori Semantik= Yaitu memandang kebenaran akan terjadi apabila kita mengerti maksud dari kata yang ada.





Sumber:
Semua yang saya posting (materi di atas) adalah hasil dari pembelajaran (materi power point) yang merupakan pengajaran Bapak Carolus Suharyanto, Lic.Theol, dan bapak Mikha Agus Widianto, M.P beserta dosen tetap Universitas Tarumanagara lainnya. Karena itu saya masih dapat awam, dan sangat meminta kritik dan saran untuk kedepannya, terima kasih. God bless.

Kamis, 18 September 2014

Filsafat Psikologi KBK 2

Pencabangan Filsafat (Aksiologi, sedikit pembahasan mengenai Epistemologi, dan Ontologi)
1. Sejarah Awal
Pada awalnya ilmu hanya sabatas pemikiran, pemikiran tersebut melahirkan filsafat, sehingga filsafat memiliki cakupan yang luas, karena mulai bermunculan pikiran yang rasional dan sistematis. Hal tersebut membuat banyak disiplin ilmu memisahkan diri dari filsafat. Dan filsafat membuat cabang-cabangnya guna mempermudah untuk mengidentifikasi filsafat secara signifikan.


2. Tokoh Pelopor
Dengan beberapa tokoh pelopor pencabangan filsafat tersebut yaitu:
produktif.
▪️Aristoteles
Membuat filsafat spekulatif atau teoritis, praktika, 

▪️Christian Wolff (1679-1754)
Membuat cabang filsafat logika, ontologi, kosmologi, psikologi, teologi naturalis, etika.

▪️Will Durant (The Story of Philosophy, 1926)
Membuat cabang fisika seperti logika, estetika, etika, politika, metafisika.








▪️Eerste Nederlandse Systematich Ingerichte Encyclopaedie-ENSIE
Membuat filsafat cabang metafisika, logika, epistemologi, filsafat naturalis, filsafat ilmu, filsafat kultural, filsafat sejarah, estetika, etika, filsafat manusia.
▪️The World University Encyclopedia
Mencabangkan filsafat menjadi sejarah filsafat, metafisika, epistemologi, logika, etika, estetika.


3. Cabang Filsafat
Filsafat memiliki dua cabang umum yaitu:
1. Epistemologi
    Epistemologi adalah cabang filsafat ilmu pengetahuan.
2. Metafisika
    Terbagi menjadi berbagai cabang metafisika diantaranya: metafisika umum yaitu Ontologi, dan metafisika khusus yaitu Kosmologi, Teologi Metafisika, Antropologi.
3. Logika
    Yaitu ilmu berpikir kritis.
4. Etika
    Yaitu filsafat tingkah laku.
5. Estetika
    Yaitu filsafat keindahan.
6. Aksiologi
     Yaitu filsafat nilai
7. Filsafat Khusus
    Mencakup filsafat pendidikan, filsafat agama, filsafat hukum, filsafat ekonomi, dll.

1. EPISTEMOLOGI
Epistemologi diambil dari kata "episteme" yang artinya pengetahuan, dan "logos" yang artinya ilmu.
Jadi epistemologi adalah kata, pikiran dan percakapan tentang ilmu atau pengetahuan.

a. Macam-macam epistemologi
Ada 3 macam pengetahuan:
▫️Pengetahuan biasa: pra-ilmiah, karena hasil pencerapan indrawi dan hasil pemikiran rasional yang masih harus diuji lebih lanjut kebenarannya.
▫️Pengetahuan ilmiah: diperoleh lewat metode ilmiah dan dpt dijamin kepastian kebenarannya.
▫️Pengetahuan filsafati: pemikiran resional yang didasarkan pada pemahaman dan pemikiran logis, analitis dan sistematis.

b. Pandangan para ahli Beberapa pandangan tentang sumber pengetahuan
↪️Plato, Descartes, Spinoza, Leibniz: akal budi atau rasio.
↪️Bacon, Hobbes, Locke: pengalaman inderawi. Seluruh ide, konsep manusia berasal dari pengalaman, dan bersifat aposteriori.
↪️John Locke: ide manusia berasal dari sensasi, refleksi terhadap ide sensatif itu.
↪️Immanuel Kant: Walau ide dan konsep apriori, ia bisa diaplikasikan bila ada pengalaman.
↪️Dkl: akal budi manusia bisa berfungsi bila dihubungkan dengan pengalaman.

c. Teori kesahihan Pengetahuan harus sudah teruji, untuk meyakinkan validitasnya. Karena dari itu lahirlah beberapa teori kesahihan:
1). Teori Kesahihan Koherensi
Menyatakan bahwa proposisi diakui sahih bila ia memiliki hubungan dengan gagasan proposisi sebelumnya.
B. Teori Kesahihan Korespondensi
Menyatakan bahwa pengetahuan sahih apabila proposisi bersesuaian dengan realitas, punya kaitan erat dengan kepastian inderawi.
C. Teori Kesahihan Pragmatis
Menyatakan bahwa pengetahuan sahih bila proposisi punya kegunaan bagi yang memiliki pengetahuan.
D. Terori Kesahihan Logikal
Menyatakan bahwa jika pengetahuan memiliki term berbeda, tapi berisi informasi sama dan tak perlu dibuktikan lagi.

2. METAFISIKA
Metafisika pertama yang di kemukakan oleh Andronikus dari Rhodes untuk sebutan 14 buku Aristotes yang terbit setelah 8 buku fisikanya.
Metafisika diambil dari kata meta ta physika. "meta" berarti sesudah.
Sehingga metafisika dapat dikatakan sebagai usaha menyelidiki apakah hakikat yang berada di balik realitas.
Metafisika sering di kaitkan dengan hal-hal mistis, dan gaib. Tetapi kaprah metafisika sebenarnya mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada.

a. Metafisika Umum (Ontologi)
Diambil dari kata "ontos" dan "logos". Ontos berarti ada dan logos berarti ilmu.
Ada tiga teori tentang ontologi.
1⃣   Idealisme: dimana memandang semuanya adalah bayangan.
2⃣   Materialisme: menolak yang tidak kelihatan.
3⃣   Dualisme: menerangkan bahwa tipe fundamental substansi adalah materi dan mental.

b. Metafisika Khusus
1⃣   Kosmologi
Kosmo: dunia atau ketertiban; logos: ilmu.
2⃣   Teologi metafisik
Mempelajari kepercayaan kepada Allah di tengah banyaknya kejahatan.

3. AKSIOLOGI
Diambil dari bahasa Yunani, yaitu "Axios" yang artinya nilai, dan "Logos" yang artinya ilmu, pembicaraan dan kata.
Jadi pada intinya aksiologi adalah ilmu yang membicarakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya dan membicarakan tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri.

Ada beberapa ahli yang mendefinisikan aksiologi
A. Surisumantri
Berpendpat bahwa aksiologi merupakan nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang di peroloeh.

Aksiologi menimbang mana yang baik san yang buruk, salah dan benar yang berhubungan dengan etis tidaknya, dan memilah nana fakta mana nilai.
-Fakta adalah sesuatu yang secara nyata berlangsung begitu saja
-Nilai adalah sesuatu yang berlaku, yang mengikat dan menghimbau kita
 Dengan beberapa ciri nilai yaitu:
a. Berkaitan dengan subjek
b. Tampil dengan konteks praktis
c. Menyangkut sifat yang ditambah subjek pada sifat yang dimiliki oleh subjek

Beberapa macam nilai diantaranya:
A. Nilai Ekonomis: berkaitan dengan efisien tidaknya suatu fungsi, atau berkaitan dengan harga atau jumlah
B. Nilai Estetis: berkaitan dengan etis tidaknya perilaku dalam masyarakat
C. Nilai Moral: nilai yang mengikitsertakan norma dengan milai ekonomis
Yang terdiri atas: a) nilai kesenangan dan ketidaksenangan, b) nilai vitalitas atau perasaan halus, kasar, c) nilai rohani, d) nilai rligius.
Ciri-ciri nilai moral:
- berkaitan dengan tanggung jawab kita sebagai manusia
-berkaitan dengan hati nurani
-mewajibkan
-bersifat formal karena berkaitan dengan nilai lain
D. Nilai Etika: yaitu konsep yang mendasari perilaku manusia
E. Nilai Estetika: yaitu nilai yang mendasari penilaian atas bentuk seni

Peranan aksiologi:
A. Menjadi objek sejati bagi tindakan.
B. Mengarahkan manusia dan memberi daya tarik.
C. Membentuj diri manusia melalui tindakannya.
D. Menata hubungan sesuai dengan masyarakat.
Memperkuat inpdentitas kita sebagai manusia,





Sumber:

Semua yang saya posting (materi di atas) adalah hasil dari pembelajaran (materi power point) yang merupakan pengajaran Bapak  Dr. Raja Oloan Tumanggor, dan bapak Mikha Agus Widianto, M.P beserta dosen tetap Universitas Tarumanagara lainnya. Karena itu saya masih dapat awam, dan sangat meminta kritik dan saran untuk kedepannya, terima kasih. God bless

Rabu, 17 September 2014

Filsafat Psikologi KBK 1

Halo guys, ada kabarr gembira loh. Kiniii filsafat bisa dengan mudah dikuasai. Kita langsung ke pokok pembicaraannya yuk?

Pengenalan Filsafat
1. Arti Filsafat
Filsafat adalah pandangan rasional tentang segala-galanya, induk dari ilmu pengetahuan lainnya.
Dan menurut saya, filsafat adalah ilmu yang berfokus pada pencarian sebab dengan konsep mendasar tentang terjadinya suatu kenyataan.
Kata filsafat diambil dari bahasa Yunani yaitu "philosophia", philos artinya kekasih atau sahabat, sedangkan sophia artinya kebijakan, kearifan dan pengetahuan.
Kata filsafat baru di kemukakan pada abad 6 SM oleh Phytagoras.


2. Pendapat tentang Ilmu Filsafat

▫️filsuf pra-sokratik
"Filsafat berusaha memahami hakikat alam (arkhe/asal mula) dan realitas dengan mengandalkan akal budi."
Sehingga dapat disimpulkan filsafat memiliki unsur logis dan rasional.

▫️Aristoteles
"Filsafat mencari prinsip dan penyebab realitas yang ada."

▫️Rene Descartes
"Filsafat merupakan himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah Tuhan, alam dan manusia."

▫️William James
"Filsafat merupakan studi untuk mencari kebenaran yang dapat diuji."


3. Faktor Pendorong yang Melahirkan Filsafat
 ↗️Thaumasia
Thaumasia adalah sikap kagum dan heran.
Karena pada masa itu ilmu pengetahuan hanya disampaikan melalui mulut ke mulut. Banyak pertanyaan yang timbul akibat pola pikir manusia yang semakin berkembang.
Ex: Ilmuwan I.Kant kagum terhadap bintang dilangit.

↗️Ketidakpuasan
Awal mula, bumi di penuhi dengan mitos. Dan mitos melahirkan sikap ketidakpuasan karena sifatnya yang tidak dapat dibuktikan, sehingga ditemukannya rasio yang menggantikan mitos. Pada masa ini, manusia mulai menerima hal-hal yang masuk akal saja.

↗️Hasrat untuk Bertanya
Rasio merangsang manusia untuk dapat membedakan mana yang dapat diterima akal dan yang tidak. Sehingga kondisi ini menggiring manusia untuk berfilsafat.

↗️Keraguan
Dimana terdapat sikap tidak mudah percaya terhadap sesuatu yang disampaikan melalui mulut tanpa ada bukti.


4. Sifat dasar seorang filsuf
⏩ Berpikir radikal.
Dimana seorang filsuf berpikir mendalam untuk mencapai akar permasalahan dan memperjelas realitas yang ada. Sehingga suatu masalah dapat dicari sebab akibatnya memalui sikap ini.
⏩ Mencari Asas
Yaitu berupaya menemukan asas yang paling dasar dari segala sesuatu. yang menjadi pondasi penyebab masalah terjadi.
⏩ Memburu Kebenaran
Dimana seorang filsuf baru akan mempercayai sebuah informasi jika ada pembuktian kebenarannya.
⏩ Mencari Kejelasan
Tidak berbeda jauh dengan sifat sebelumnya, karena pada hakikatnya para filsuf menginginkan suatu pembuktian dengan mencari jawaban sejelas-jelasnya.
⏩ Berpikir Rasional
Dimana seorang filsuf dapat mengeluarkan ide-ide dengan pendapat yang masuk akal dan diterima oleh nalar orang lain.


5. Peranan Filsafat
✔️ Pendobrak pintu tradisi yang sakral
✔️ Pembebas manusia dari cara berpikir magis dan mistis
✔️ Pembimbing manusia untuk dapat berpikir sistematis dan logis


6. Kegunaan Filsafat
1⃣  Bagi ilmu pengetahuan
      ➡️ Sebagai mater scientiarum atau ilmu yang melahirkan merawat dan mendewasakan ilmu pengetahuan lain. Karena itu filsafat di beri sebutan sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan.
2⃣  Bagi kehidupan praktis
      ➡️ Untuk memahami keindahan.


7. Kaitan Filsafat dengan Bangsa Yunani Awal mula adanya filsafat, adalah melalui bantuan bangsa Yunani. Filsafat erat kaitannya dengan sifat bangsa Yunani.
Karena:
A. Dari segi geografis
Bangsa Yunani berada di bukit gundul sehingga kebanyakan dari mereka pergi merantau dan menyebarluaskan filsafat.
B. Segi sosial politik
bangsa Yunani merasa sebagai bangsa asing. Karena bangsa Yunani berada dibawah pemerintahan dengan kuasa yang tidak mutlak, hidup dalam negara kecil (polis). Sehingga selalu berpikir secara filsafat.


8. Perkembangan Filsafat
Secara umum, awalnya filsafat berkembang pada tiga negara besar yaitu negara India, Cina, dan di bagian barat.
Secara umum, awalnya filsafat berkembang pada tiga negara besar yaitu negara India, Cina, dan di bagian barat.
Perkembangan filsafat di India, terbagi menajdi beberapa periode yaiu:
a. Jaman Weda (2000-600 SM)
Jaman ini memiliki ciri yaitu:
- Terbentuknya literatur suci, yang disebut dengan "Weda"
- Adanya korban-korban persembahan
-Adanya refleksi filsafat dalam Upanisad, yaitu ajaran tentang hubungan dewa-dewa india.
b. Jaman Skeptisisme (200-300 M)
Cirinya:
-Sudah mulai terjadi reaksi terhadap ritual-ritual kuno.
_Berdirinya enam sekolah ortodoks yaitu "Saddharsana" sebagai bentuk penolakan ritualisme imam-imam.
c. Jaman Puranis (300-1200 M)
Cirinya:
-Buddhisme milai lenyap dari india, karena sudah mulai dikuasai oleh ajaran-ajaran mengenai inkarnasi dewa-dewa.
-Timbul beberapa karya mitologis, yang berhubungan dengan dewa siswa, dan dewa wisnu.
d. Jaman Muslim (1200-1757)
Cirinya:
-Adanya penyelarasan antara islam dengan liturgi-liturgi hinduisme.
e. Jaman Modern (Setelah 1757)
-Mulai dikuasai oleh ajaran-ajaran kristiani.
-Adanya perubahan moral dengan berkembangnya nilai-nilai klasik india dengan peubahan sosial.

Perkembangan filsafat di Cina, terbagi menjadi beberapa periode yaitu:
a. Jaman Klasik (600-200 SM)
Jaman ini ditandai dengan berdirinya beberapa sekolah-sekolah penting yaitu
-Konfusianisme (Yang tujuan utamanya mengajarkan siswa bahwa manusia sendirilah yang menjadikan prinsipnya luhur dan mulia, kalau ia hidup dengan baik).
-Taoisme (Sekolah yang dipelopori oleh Lao Tse. Dan mengajarkan bahwa jalan alamlah dan bukan jalan manusia yang dapat menjadi prinsip utama dari kenyataa).
-Yin Yang ("Yin" memiliki arti pasif, tenang, surga, bulan, air, perempuan, simbol kematian dan dingin; sedangkan "Yang" artinya aktif, gerak, bumi, matahari, api, laki-laki dan simbol untuk yang panas).
-Moisme (Sekolah yang mengajarkan untuk dapat mencintai secara menyeluruh, kemakmuran dan perjuangan).
-Ming Chia (Sekolah yang menganalisa istilah-istilah perkataan).
-Fa Chia (Sekolah hukum agar dapat berpikir tentang soal praktis dan politik).
b. Jaman Neo Taoisme dan Budhisme
Dimana pada masa ini, cina membandingkan ajaran buddha dengan segala konsep.
c. Jaman Neo Konfusianisme (1000 M)
Pada tahun 1000, ajaran ini menjadi ajaran yang terpenting.
d. Jaman Modern (>1990)
Cirinya:
Dikuasai oelh pemikiran Marx, Lenin, dan Mao Tse Tung, dengan mementingkan harmoni, toleransi, dan perikemanusiaan.

Perkembangan filsafat di Barat, dibagi menjadi empat jaman yaitu:
a. Jaman Kuno
Jaman ini terbagi menjadi tiga tahap:
-Permulaan (Berfokus pada pencarian filsafat tentang alam, dan induk dari segala sesuatu. Yang di pelopori oleh Phytagoras, Anaximander, Anaximenes, Thales)
-Puncak jaman klasik (Meyakini bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting dalam bertindak. dipelopori oleh Sokrates, Aristoteles, dan Plato).
-Hellenisme (Pada jaman ini didirikan sebuah kerajaan besar dari India Barat sampai Yunani dan Mesir. Dengan tiga aliran yang menonjol yaitu stoisme atau aliran yang diajarkan oleh zeno mengenai etika, aliran epikurisme yang diajarkan oleh Epikuros tentang etika dan kesenangan, dan aliran neo-platonisme yang menyatakan bahwa seluruh kenyataan berasal dari Tuhan yang Maha Esa).
b. Jaman Patristik dan Skolastik
Jaman ini di dominasi oleh pemikiran kristiani. dan dibagi menjadi dua periode keemasan.
-Jaman patristik (di dorong oleh ajaran-ajaran bapa-bapa gereja, yang menekankan bahwa iman sesuai dengan pikiran paling dalam)
-Jaman akolastik (Periode ini adalah masa-masa dibangunnya sekolah-sekolah biara dan universitas menurut kurikulum internasional)
c. Jaman Modern
dibagi dalam empat periode yaitu:
-Renesanse (Jembatan era yang menjadi pembaharuan pemikiran, bahwa manusialah yang menjadi titik fokus dari kenyataan).
-Jaman Barok (Dipelopori oleh R. Descartes, B. Spinoza, dan G. Leibniz yang berfokus kepada rasio manusia).
-Jaman Fajar Budi (Jaman pencerahan yang menciptakan rasionalisme dan empirisme. Dipelopori oleh John Locke, Immanuel Kant).
-Jaman Romantik (Jaman yang melahirkan idealisme. Dipelopori oleh J. Fichte, F. Schelling, G, Hegel).
d. Jaman Sekarang
Pada jaman ini aliran yang dianut adalah
-Positivisme (mengajarkan hal positif)
-Marxisme (Mengajarkan material dialektis)
-Eksistensialisne (Mengajarkan keinginan yang konkrit)
-Fenomenologi (Mengajarkan gejala-gejala dengan menggunakan intuisi)
-Pragmatis (Mengajarkan bahwa ide tidak pernah benar atau salah)
-Neo-kantianisme dan neo-tomisme (Mengajarkan tentang kritik ilmu pengetahuan)
-Aliran-aliran baru





Sumber:

Semua yang saya posting (materi di atas) adalah hasil dari pembelajaran (materi power point) yang merupakan pengajaran Bapak  Dr. Raja Oloan Tumanggor, dan bapak Mikha Agus Widianto, M.P beserta dosen tetap Universitas Tarumanagara lainnya. Karena itu saya masih dapat awam, dan sangat meminta kritik dan saran untuk kedepannya, terima kasih. God bless.