Kesesatan Pemikiran (Fallacia)
1. Definisi
Yaitu kesalahan berpkir dalam logika, bukan merupakan kesalahan fakta, tetapi dalam proses menyimpulan karena penalaran yang tidak sehat.
2. Jenis Kesesatan atau Kesalahan
A. Kesalahan Fakta
Contoh: Kupu-kupu tidak memiliki kaki.
B. Kesalahan Penalaran
Kesalahan penalaran terbagi menjadi
A. Kesalahan Fakta
Contoh: Kupu-kupu tidak memiliki kaki.
B. Kesalahan Penalaran
Kesalahan penalaran terbagi menjadi
a. Kesesatan formal
Yaitu kesalahan karena melanggar rumus-rumus logika, kedua premis tidak boleh universal, melainkan harus salah satunya partikular.
contoh:
P1: Mamalia bernafas dengan paru-paru
P2: Ikan bernafas dengan insang
sehingga tidak dapat ditarik kesimpulan
b. Kesesatan informal
Kesesatan informal berkenaan dengan:
-Penempatan kata depan. Kebanyakan dari kita sering tidak mengefisienkan kalimat dengan menambahkan kata depan.
Contoh: Bagi hadirin yang telah datang, memasuki ruangan yang telah disediakan.
seharusnya: hadirin yang telah datang dipersilahkan memasuki ruangan yang telah disediakan.
-Mengacaukan posisi subjek atau predikat dengan melesapkan subjek yang sama.
Contoh: Setelah di perbaiki, kini andi sudah dapat memainkan playstationnya.
seharusnya: Setelah playstationnya di perbaiki, kini Andi dapat memainkannya.
-Ungkapan yang Keliru
Contoh: Gelandangan itu gagal digiring satpam.
Karena kesan yang timbul siapakah yang gagal? apakah gelandngan yang gagal? atau satpam yang telah gagal?
-Ungkapan yang Keliru
Contoh: Gelandangan itu gagal digiring satpam.
Karena kesan yang timbul siapakah yang gagal? apakah gelandngan yang gagal? atau satpam yang telah gagal?
-Amfiboli (Struktur kalimat bercabang)
Contoh: Dika tetangga sebelah yang rumahnya berhasil dirampok.
Salah, karena pembaca tidak dapat membedakan rumah siapa yang berhasil dirampok? apakah Dika? atau tetangga sebelah?
Salah, karena pembaca tidak dapat membedakan rumah siapa yang berhasil dirampok? apakah Dika? atau tetangga sebelah?
-Kesesatan aksen
Contoh: Sebagai pribadi yang baik kita tidak boleh mengganggu anak tetangga.
Salah, karena anak tetangga bukan dalam artian anak dari tetangga-tetangga kita,
Contoh: Sebagai pribadi yang baik kita tidak boleh mengganggu anak tetangga.
Salah, karena anak tetangga bukan dalam artian anak dari tetangga-tetangga kita,
-Kesesatan bentuk pembicaraan
Contoh: Jika berbakti: melakukan bakti; berenang: melakukan kegiatan renang. maka bersuami?
Contoh: Jika berbakti: melakukan bakti; berenang: melakukan kegiatan renang. maka bersuami?
-Kesesatan aksiden
Contoh: Bulat adalah bentuk. Cincinnya bulat. jadi cincin adalah bentuk.
-Kesesatan karena alasan yang salah
Contoh: Dia sedang sibuk, karena tadi saya lihat dia sedang membawa banyak buku.
(Padahal pada kenyataannya orang tersebut tidak membawa banyak buku)
Contoh: Bulat adalah bentuk. Cincinnya bulat. jadi cincin adalah bentuk.
-Kesesatan karena alasan yang salah
Contoh: Dia sedang sibuk, karena tadi saya lihat dia sedang membawa banyak buku.
(Padahal pada kenyataannya orang tersebut tidak membawa banyak buku)
c. Kesesatan Presumsi
-Generalisasi yang tergesa-gesa
Yaitu mendiskriminasi orang dengan pengalaman umum.
Contoh: Dia orang tidak berpendidikan karena merupakan gelandangan
-Non sequitor (Belum tentu)
Contoh: Karini terkena diare hebat karena meminum susu yang diberikan orang asing.
-Analogi palsu
Contoh: Hati wanita seperti kertas, terlalu rapuh untuk disakiti.
Contoh: Hati wanita seperti kertas, terlalu rapuh untuk disakiti.
-Penalaran melingkar yang membuat pernyataan tidak ada habisnya.
Contoh: Ia meminta karena ibunya memberi, ibu memberi karena anaknya meminta.
-Pikiran menyederhanakan atau simplitistik
Contoh: Karena ia miskin, ia pasti tidak berpendidikan
Contoh: Karena ia miskin, ia pasti tidak berpendidikan
d. Kesesatan retoris
Beberapa yang termasuk adalah:
-Eufisme/disfemisme (Menganggap benar sesuatu yang salah)
Contoh: Ada berbohong untu kebaikan
-Penjelasan retorik (Penjelasan detail)
Cotoh: dia terkena diabetes selain karena keturunan, ia pun serin mengonsumsi makanan manis berlebihan.
-Stereotipe (Menyimpulkan dari individu ke general)
Contoh: Orang Manado senang berfoya-foya.
-Innuedo (Menyindir halus)
Contoh: Tulisanmu indah membuat mata pupil mata saya membesar dan mengecil.
-Loading question (Pertanyaan mengandung makna)
Contoh: Kapan anda lulus kuliah? rasanya lama sekali anda belajar
-Weaseler (Menyertakan perhitungan tetapi kenyataannya salah)
Contoh: Lima dari enam dokter gigi menyarankan bahwa vitamin C tidak merusak gigi
-Downplay (merendahkan)
Contoh: Jangan terlalu mempercayai dia, yang dahulu hanya seorang pedagang asongan.
-Lelucon atau Sindiran
Contoh: Ani selalu datang paling akhir, dan pulang paling awal
-Hiperbola (melebih-lebihkan)
Contoh: Pohon-pohon bertepuk tangan melihat kesengsaraan dia.
-Pengandaian
Contoh: Andai aku menjadi dirinya, aku akan kabur dar rumah karena orangtuanya tidak memberi kebebasan
-Dilema semu
Contoh: Ketika ditawaran dua jenis makanan yang tidak disukai.
Beberapa yang termasuk adalah:
-Eufisme/disfemisme (Menganggap benar sesuatu yang salah)
Contoh: Ada berbohong untu kebaikan
-Penjelasan retorik (Penjelasan detail)
Cotoh: dia terkena diabetes selain karena keturunan, ia pun serin mengonsumsi makanan manis berlebihan.
-Stereotipe (Menyimpulkan dari individu ke general)
Contoh: Orang Manado senang berfoya-foya.
-Innuedo (Menyindir halus)
Contoh: Tulisanmu indah membuat mata pupil mata saya membesar dan mengecil.
-Loading question (Pertanyaan mengandung makna)
Contoh: Kapan anda lulus kuliah? rasanya lama sekali anda belajar
-Weaseler (Menyertakan perhitungan tetapi kenyataannya salah)
Contoh: Lima dari enam dokter gigi menyarankan bahwa vitamin C tidak merusak gigi
-Downplay (merendahkan)
Contoh: Jangan terlalu mempercayai dia, yang dahulu hanya seorang pedagang asongan.
-Lelucon atau Sindiran
Contoh: Ani selalu datang paling akhir, dan pulang paling awal
-Hiperbola (melebih-lebihkan)
Contoh: Pohon-pohon bertepuk tangan melihat kesengsaraan dia.
-Pengandaian
Contoh: Andai aku menjadi dirinya, aku akan kabur dar rumah karena orangtuanya tidak memberi kebebasan
-Dilema semu
Contoh: Ketika ditawaran dua jenis makanan yang tidak disukai.
3. Menghindari persoalan
- Argumentum ad hominem: Mengalihkan pengalaman sendiri untuk mendiskriminasi orang. Contoh: Jangan membeli barang dagangannya, Ia anak jalanan.
- Argomentum ad populum. Melihat kejelekan oranglain sesuai paradigma sendiri. Contoh: Indonesia adalah negara yang sukar berkembang jika pemerintahan yang ada seperti itu.
- Argumentum misericordiam: Meminta untuk mendapatkan sesuatu. Contoh: Calon presiden yang gagal lolos di babak final, mengajukan banding ke MK.
- Argumentum ad baculum: mengancam ketika berbeda pendapat. Contoh: Didi mengancam untuk memukul siswa apabila siswa tersebut tidak memberikan uang jajannya.
- Argumentum ad auctoritatem: Memakai otoritas oranglain untuk menakut-nakuti. Contoh: Elika mengatakan bahwa Dosen akan segera masuk kelas, agar siswa tidak ribut. padahal pada kenyataannya dosen tersebut belum segera datang.
- Argumentum ad ignorantiam: Mengendalikan paradigma. Contoh: Gina tidak mempercayai Tuhan karena belum adanya bukti.
- Argumen untuk keuntungan seseorang. Contoh: Anaknya mau belajar dengan giat apabila diiming-imingi hadiah.
- Non Causa Pro Causa. Yaitu paradigma buruk. Contoh: Uangnya hilang mungkin karena ia lupa mengelilingi uang yang ia temui kemarin
Sumber:
Semua yang saya posting (materi di atas) adalah hasil dari pembelajaran (materi power point) yang merupakan pengajaran Bapak Dr. Raja Oloan Tumanggor beserta dosen tetap Universitas Tarumanagara lainnya.
contoh-contohnya sangat membantuu.. 90 buat imma
BalasHapusTerima kasih maginda.
BalasHapusisinya bagus mmaa , tapi font tulisannya agak diperbesar yaa.. 85 untuk kamu maa :D
BalasHapus