Manusia dan Afektivitasnya
1. Definisi
Afektifitas diartikan sebagai perasaa, namun pada dasarnya, afektifitas bukan hanya sebatas merasa tetapi terkait juga dengan hal spiritual.
Afektifitaslah yang membuat manusia berbeda dengan tumbuhan, afektifitaslah yang membuat manusia bereksistennsi, efektifitaslah yang membuat manusia dihargai oleh orang lain, dan afektifitaslah yang mendorong orang untuk mencintai, mengabdi, dan menjadi kreatif.
Sebuah perasaan dikatakan sebagai afektifitas jika perasaan tersebut disertai dengan tindakan, perasaan tersebut akan mendorong, memotivasi, menghimbau subjek ntuk dapat bertindak.
2. Kutub Afektifitas
-Objek karena menyukainya
Orang yang menyukai lawan jenis, akan memiliki afeksi berupa perasaan cinta.
-Objek yang dianggap buruk
Orang yang menganggap suatu hal adalah buruk, akan menghasilkan afeksi berupa benci.
3. Buah Afektifitas
Cinta: Buah afektifitas positif.
Benci: Buah afektifitas negatif.
4. Faktor Pendorong Afektifitas
-Adanya ikatan kesamaan.
-Adanya kesenangan terhadap suatu objek.
5. Cinta akan Diri Sendiri, Sesama dan Tuhan
Orang yang cinta akan diri sendiri dianggap memiliki sikap egoisme yang tinggi, ia menolak memberi perhatian kepada orang lain dan hanya mementingkan keuntungan dirinya saja. Tanpa kita sadari, sebenarnya kita masih sering mendapati orang yang mencintai orang lain dengan sungguh-sungguh tanpa mengurangi rasa cintanya terhadap diri sendiri.
Dan apakah jika kita mencintai Tuhan, kita harus membenci diri kita sendiri? secara utuh tidak, dalam suatu ajaran agama mengatakan bahwa "tubuhmu adalah bait kudus Tuhan", ia harus dijaga, dicintai, dan diperlakukan dengan baik sama seperti kita menjaga baitNya.
Sumber:
Semua yang saya posting (materi di atas) adalah hasil dari pembelajaran (materi power point) yang merupakan pengajaran Bapak Dr. Raja Oloan Tumanggor beserta dosen tetap Universitas Tarumanagara lainnya.
Sumber:
Semua yang saya posting (materi di atas) adalah hasil dari pembelajaran (materi power point) yang merupakan pengajaran Bapak Dr. Raja Oloan Tumanggor beserta dosen tetap Universitas Tarumanagara lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar